Ide Stimulasi Motorik Halus di Rumah, Minim Aparatus Mahal

Spread the love

Saya suka sekali mengamati Adek (anak pertama saya) ketika membuka dan menutup botol minum. Dari yang awalnya kesulitan, sekarang sudah ada di tahap mahir melakukan aktivitas tersebut. Kalau saya minum, dia pasti bilang “Biar aku aja yang tutup!”. Ya, secara dia sekarang sudah umur dua tahun. Jadi, buka tutup botol bukan lagi hal yang menantang untuknya.

Btw, tahukah bahwa aktivitas buka tutup botol ini merupakan bagian dari latihan mengasah kemampuan motorik halus. Kemahiran anak mencapai milestone kemampuan motorik halus memberi peranan penting pada kemampuan akademisnya nanti, lho! Sebut saja kemampuan anak untuk menulis. Untuk dapat menulis dengan luwes perlu sekali kematangan pada otot pada tangan. Yang disebut dengan kemampuan motorik halus.

Fungsi kemampuan motorik halus untuk anak

Kalau membicarakan tentang tumbuh kembang anak, tentu semuanya saling berkesinambungan untuk membentuk anak menjadi manusia dewasa. Tapi, kali ini kita akan fokus pada salah satu kemampuan saja, yaitu kemampuan motorik halus.

Jadi, kemampuan motorik halus ini erat sekali hubungannya dengan kerja otot yang ada di tangan. Kegiatan sehari-hari yang bersifat printilan dengan tangan, maka bisa dipastikan melibatkan kemampuan motorik halus.

Kegiatan menggunakan pensil, seperti menulis, mewarnai, menggambar adalah kegiatan yang menggunakan kemampuan motorik halus. Lalu bagaimana dengan mengecat? Iya dong, kan pakai tangan juga! 😊

Permainan seperti menumpuk lego, menyusun balok, main bekel, dress-up, dan menyelesaikan puzzle serta permainan lain yang menggunakan tangan masuk kategori juga ya!

Aktivitas sehari-hari yang mengharuskan kemampuan motorik halus bekerja misalnya kegiatan makan. Mulai dari menggambil sampai menyuap makanan. Memakai dan melepas baju, serta kegiatan menjaga kebersihan seperti mandi, cuci tangan dan menggosok gigi pun masuk ke dalamnya.

Sejak kapan stimulasi kemampuan motorik halus bisa dilakukan pada anak?

Kalau ngomongin ‘kapan’, ya tentu saja sejak bayi. Kita pasti merasa happy dan haru kan ketika bayi yang baru kita lahirkan, sebulan kemudian mulai menggenggam jari kita saat tidur. Nah, itulah kemampuan motorik halus bayi yang sedang dilatih.

Semakin lama akan berkembang dengan mulai bisa mengambil mainan, memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain. Dan mulai heboh ketika waktunya MPASI, bayi biasanya mulai eksplor sana-sini dengan pencet-pencet makanan. Kalau lagi di periode ini, bebaskan ya Bu! Siapin saja lap basah banyak-banyak. Wkwkwk.

Dari beberapa buku tentang Montessori, ketika anak sedang memasuki suatu fase perkembangan tugas kita yaitu mengobservasi dan memfasilitasi kebutuhannya. Jadi, stimulasi masuk ke ranah memberi fasilitas ini. Berikan aktivitas atau stimulasi sesuai tahap tumbuh kembangnya.

Tujuannya untuk mengoptimalkan kemampuan anak. Atau jika perkembangan anak tidak atau belum sesuai milestone bisa membantunya berkembang sesuai fase tumbuh kembang. Tapiii, kalau kita sebagai orang tua memilih melakukannya karena alasan kedua, plis cek ricek ke ahli terlebih dahulu supaya permasalahan bisa ditangani.

Nah, sebetulnya kemampuan motorik halus ini sebenarnya bisa dilakukan secara sederhana di rumah. Dengan melibatkan kegiatan kerumahtanggaan sebagai sarana utamanya. Atau yang sering kita sebut dengan practical life skill. Kegiatan kerumahtanggaan juga bisa jadi ide sensory play, lho! Cek di sini ya!

Apa saja contoh kegiatan yang bisa kita lakukan di rumah bersama si kecil?

Stimulasi motorik halus untuk anak 1-2 tahun

Beberapa kegiatan harian yang bisa dilakukan di rumah bersama si 1+ tahun antara lain :

Mengupas buah atau telur

Kegiatan ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan anak. Kalau mau mencoba memberikan aktivitas ini, plis observasi dulu. Jika misal anak merasa frustasi, ya sudah tunda dulu sampai dia siap. Anak kedua saya mulai tertarik mengupas telur di usia 18 bulan. Dan pasti ibu-ibu paham konsekuensi pasca kegiatan. Wkwkwk

Memetik sayuran

Saya pernah melakukannya bersama si yang waktu itu hampir 2 tahun, sih. Dan sayur yang cocok diujicobakan untuk dipotek-potek adalah sayur kacang panjang dan buncis

Kegiatan ini adalah aktivitas favorit anak saya dari umur 1 tahunan. Dia bisa menjadi sangat fokus bila melakukan kegiatan ini. Tips dari saya, mulailah dari kegiatan yang seru terlebih dulu. Lihatlah bahwa memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain benar-benar akan menyita waktunya.  Apalagi kalau dilakukan sambal main busa.

Stimulasi motorik halus menuang

Membuka tutup botol dan resleting

Sebenernya sense anak membuka dan menutup ini sudah mulai terlihat di usia > 1 tahun. Kalau yang terjadi pada anak saya, usia 1+ sudah mendekati tahap penyempurnaan untuk membuka dan menutup. Dulu diawali dengan membuka dan menutup tisu basah, sih! Dan meminta tolong secara khusus untuk membuka tutup benda (botol, toples) kepada si 1+ tahun akan membantunya meningkatkan rasa percaya diri.

Stimulasi motorik halus untuk anak 3-5 tahun

Pada usia 3 tahun kemampuan anak akan berkembang dengan pesat. Kemampuan motorik halus anak pun begitu. Berdasarkan pengalaman anak pertama, ketertarikannya untuk melakukan kegiatan kerumahtanggaan sangat tinggi.

Dan menurut Montessori sendiri, anak-anak memang akan merasa puas bila dapat melakukan kegiatan orang dewasa yang biasanya hanya bisa dilihat saja. Jadi, ini benar-benar waktu yang tepat untuk mulai melibatkan anak pada aktivitas sehari-hari. Atau lebih sering kita dengan dengan practical life skill.

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mengajarkan ketrampilan hidup sekaligus stimulasi motorik halus, anak senang orang tua happy nggak bingung mencari ide kegiatan. Bener nggak?

Kegiatan kebersihan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa kemampuan anak cenderung berkembang lebih pesat, maka mengagendakan aktivitas bersih-bersih menjadi ide yang menarik juga! Ajak anak untuk mengelap kaca, meja dan kursi. Mencuci sepeda, sandal, atau bahkan sekedar mainannya bisa membuat anak happy banget.

Stimulasi motorik halus menyikat sepatu

Bisa juga kita ajak ke halaman yang sudah mulai banyak ditumbuhi rumput. Cabut rumput, yuk! Ternyata nih, ketika mencabut rumput selain stimulasi motorik halus ada indra taktil, vestibular, dan propioseptif yang juga sedang bekerja.

Memasak

Anak-anak pasti suka diikutsertakan bekerja di dapur. Karena aktivitas di dapur merupakan surganya stimulasi bagi anak. Macam-macam kegiatan bisa dicoba dan tentunya sangat bermanfaat untuknya.

Teteh dulu mulai masuk dapur ketika melihat saya food prep. Saya suka mengajaknya menyebutkan nama-nama sayuran yang akan saya masukkan wadah atau sedang saya pegang. Dari situ, dia mulai suka mengupas bawang putih, mengupas wortel dengan serutan, dan memetik beberapa jenis sayuran.

Kami juga menyiapkan hidangan bersama seperti membuat roti selai, memarut keju untuk campuran snacknya, dan memeras jeruk. Teteh mulai tertarik melakukan kegiatan dapur yang cukup menantang di usia 3+ tahun.

Saat usianya hampir 4 tahun, saya mulai memperkenalkannya untuk memotong sayur menggunakan pisau. Teteh mulai memotong kentang untuk membuat kudapan kentang gorengnya. Dan kegiatan dapur yang paling dia suka adalah membuat kue. Teteh bisa menimbang, mengaduk, memasukkan cetakan kue ke oven dan tentu saja menunggu kuenya matang.

Laundry

Berhubung kami pengguna mesin cuci (yang cuma dipakai pengeringnya saja), anak-anak terbiasa melihat Bapak dan Mamanya menyikat dan mengucek baju. Teteh pernah mencoba ngucek sendiri (konsekuensi gegara dia pup di celana). Tapi, dianya happy aja! Soalnya sambil main sabun. Wkwkwk.

Kalau aktivitas laundry, stimulasi motorik halus yang biasa kami lakukan di rumah ya menjemur baju dengan atau tanpa gantungan. Dan tentu saja melipat baju. Sampai saat ini, saya belum pernah mengajarkan Teteh cara menyetrika, sih! Masih was-was.

Ternyata banyak juga ide stimulasi motorik halus yang bisa kita lakukan di rumah ya! Btw, stimulasi ini bisa berjalan dengan menyenangkan bila kita sebagai orang tua merendahkan ekspektasi pada hasil kerja anak. Tahan, tahaaan, taahaan, untuk menginterupsi. Nikmati saja prosesnya, nanti kita akan takjub sendiri melihat kemampuan anak yang berkembang dengan pesatnya! Selamat bertumbuh bersama si kecil di rumah!