Taman Wisata Menanti Laburan, Kidzonenya Warga Tanjung
Wisata Menanti Laburan-Kebetulan, Senin lalu libur (yang udah kapan tahu itu, karena saya nulis ini laaamaa banget)dan anak-anak minta main ke waterpark deket rumah. Eh, ternyata pas hari H kita udah siap-siap baru tahu kalau waterparknya ditutup sampai saat yang tidak ditentukan. Auto bikin kecewa anak-anak!
Ada sih, waterpark baru juga. Tapi terlalu kecil. Mau ke waterpark di kota sebelah, kayaknya terlalu jauh kalau bawa anak-anak naik motor. Dan si Bapak iseng-iseng googling, nemu si Taman Wisata Menanti Laburan. Si Teteh juga pernah Field Trip bareng teman-teman sekolahnya. Dan dia cukup excited juga dengar nama tempatnya. Kalau mau tahu lokasi bermain anak lain di Tabalong, klik di sini ya!
Dan cuuus lah kita kesana! Waaah, anak-anak happy banget sampe sana.
Letak Taman Wisata Menanti Laburan
Taman Wisata Menanti Laburan letaknya sekitar 10-11km dari kota Tanjung. Dekat dari Bandara Warukin. Karena kami benar-benar dari daerah kota Tanjungnya, jadi lewat jalan propinsi. Lurus terus pokoknya.
Nanti, mulai pelan-pelan biar nggak kelewat kalau udah sampe di Bandara Warukin. Nah, dari bandara nggak jauh kok. Sebelah kiri jalan ya dari arah kota Tanjung. Ada plangnya gede, sih. Tapi, kalau buru-buru tetep aja nggak kelihatan.
Biaya Masuk Lokasi dan Wahana Bermain
Kemarin kami dikenai biaya masuk sebesar Rp 5.000,00 per kepala. Tapi, yang dihitung hanya orang dewasa saja. Para krucil bebas biaya masuk. Biaya parkirnya nggak ada ya Buk Ibuk. Kayaknya udah include di biaya masuk, deh!
Di sana tuh, lumayan banyak area bermain untuk anak. Bisa jadi pilihan lah kalau nggak mau kejauhan melewatkan 6-7 jam perjalanan ke Banjarbaru demi bisa main di mall. Tarif yang dikenakan untuk setiap wahana bermain berkisar antara Rp 10.000,00-Rp 20.000,00.
Oh, iya di sana juga ada penjual makanan ringan. Harga yang dipatok untuk snack juga masih dalam standar kewajaran. Tapi nggak terlalu banyak variannya. Jadi, kalau bawa anak-anak lebih baik bekal dari rumah, deh!
Wahana Bermain di Taman Wisata Menanti Laburan
Penasaran nggak apa saja wahana bermain yang ditawarkan Taman Wisata Menanti Laburan? Cekidot!
#Kolam Renang
Wahana yang letaknya paling atas dekat dengan area parkir. Kolamnya bersih. Kebetulan kami nggak masuk karena memang lagi panas dan belum paham lokasi. Jadi, kami putuskan berenangnya lain waktu saja.
Kalau nggak salah, di sana ada kolam rendah dan dalam. Di sekitarnya ada dua buah perosotan air. Hari itu pas sepi, jadi pengunjung berasa kayak kolam pribadi. Cukup bayar 20k per kepala. Setahu saya, ini biaya masuk kolam renang paling murah di Tanjung.
#Rumah Balon
Wahana ini ya nggak jauh beda seperti yang ada di mall-mall itu. Bedanya letaknya tidak di dalam ruangan. Tapi di alam terbuka. Ini wahana yang paling digemari kedua anak saya setelah kapal angsa. Namanya anak-anak pasti demen turun naik perosotan dan mandi bola, kan?
Nggak perlu keluar doku banyak untuk menikmati wahana ini, kok. Cukup bayar 10 ribu rupiah tanpa batasan waktu, anak-anak udah happy bukan main.
#Area Melukis
Biasanya saya ketemu wahana melukis untuk anak di pasar malam atau pasar dadakan. Eh, kok di Taman Wisata Menanti Laburan juga ada. Dan uniknya yang dilukis bukan kertas ya, gengs! Melainkan celengan. Seru, kan! Celengannya juga bukan bentuk ayam atau bebek kayak jaman saya kecil. Tapi, menggunakan karakter animasi kesukaan anak-anak.
Saya mengapresiasi ide tim manajemen yang ngidein bikin wahana ini. Ya, karena lebih inovatif dan manfaatnya tuh nggak sekedar mengasah ketrampilan motorik halus. Hihihi. Dan lagi-lagi, kita cukup menebusnya dengan membayar sebesar 10 ribu.
#Area Memancing Bebek
Tempatnya mirip yang biasa ada di pasar malam atau pasar dadakan gitu. Hanya bedanya, di sini nggak terlalu ramai. Jadi, serulah buat melatih konsentrasi anak. 😊
#Area Bermain Mobil-Mobilan
Area bermain mobil-mobilan ini berdekatan dengan area memancing bebek. Kayaknya memang dibikin sekomplek. Mungkin supaya mudah aksesnya dan nggak mencar-mencar. Atau bagian dari marketing. Biasa kan gitu ya anak-anak. Selesai yang ini, pengen yang itu.
#Sepeda Layang
Kemarin kita nggak naik kesini. Saya ngeri-ngeri sedaaap liat sepeda dinaikin di angkasa. Wkwkwk. Walaupun keamanannya terjaga kok di sini. Disediakan helm dan tali, “tapi, tetep aja gue takuut!” Kalau mau naik wahana ini antrinya nggak ada dan bayarnya hanya 10k. Worth it buat kalian yang suka memacu adrenalin.
#Kapal Angsa
Nah, inilah wahana paling banyak dicari dan tentu saja bikin antri di Taman Wisata Laburan. Apalagi kalau bukan wahana naik kapal angsa di kolam. Kita cukup bayar 20k untuk 20 menit. Murah kan?
Kita naik kapalnya benar-benar di atas air ya, Buk-Ibuk! Jadi, memang dibuatkan kolam buatan. Yang lumayan luaslah untuk area bermain, mah. Hanya saja, safetynya kurang terjaga. Nggak ada pelampung yang disediakan.
#Playground Anak
Menurut saya, area playground yang disediakan oleh Taman Menanti Laburan cukup luas dan nyaman. Lokasinya di area berumput yang lapang. Pemilihan wahananya juga cukup diperhitungkan.
Hanya saja, NGGAK terawat sama sekali. Jadi, hampir semua wahananya nggak bisa dipake karena sudah rusak atau nggak layak pakai. Sedih, deh!
Padahal walaupun banyak wahana yang seru, playground itu tetap jadi area yang disukai anak-anak. Jadi, harusnya banget SEGERA diperbaiki biar makin oke tempatnya.
Dan yang pasti disana banyak spot foto yang oke untuk berswafoto atau foto endorse. Anak senang, orang tua juga tetep happy bisa cekrak-cekrek cantik, kan? Hihihi.
Kata suami, taman wisata ini dibangun dengan dana desa. Jadi, para penjaga yang ada di sana adalah warga desa Laburan. Kemarin waktu main kesana, Pak Kades yang katanya adalah pioneer tempat ini juga ada. Beliau lagi benerin plang. Wkwkwk.
Saya kagum banget sebenarnya dengan orang-orang desa di balik Taman Wisata Menanti Laburan ini. Jarang-jarang ada organisasi pedesaan yang punya pemikiran jauh sampai ke tahap ini. Dan kebetulan gayung bersambut nyari sponsornya dimudahkan. Kan, banyak perusahaan tambang yang pasti nggak nolak dong! Tapi, balik lagi nih. Perawatan yang nggak mudah. Semoga pemerintah setempat lebih peduli dengan keberadaan tempat wisata ini. Dan tentu saja, kita para pengunjung menjadi orang yang bertanggung jawab ketika berwisata.