Memasak, Sensory Play Murah Meriah Tapi Kompleks

Spread the love

Saya benar-benar tertampar melihat postingan mbak @vidyadparamita. Tertampar itu sakit, lho! Itu yang pernah saya rasakan waktu ditampar copet di jalur 7 pas kuliah dulu. Nah, ini rasanya persis. Persis kayak gitu.

Saya tidak ingat detail storynya. Tapi, intinya adalah semua kegiatan di rumah bersama anak yang dilakukan mbak Vidya adalah sensory play. Beliau nggak selalu bikin kegiatan atau main khusus.

Kalau bahasa Jawa tuh, saya ngerasa mak bedandap. Kemana aja ilmu ‘Pendidikan’ dan pengalaman ngajar selama ini?! Voila, kruntelan, bacain cerita, sekedar main gelitikan itu sensory play.

Saya, yang sok idealis punya anggapan bahwa sensory play itu tentang main tiap hari. Main dalam harfiah melakukan aktivitas tertentu bersama anak. Tentu ditambah apparatus kalau dalam Montessori.

Hahaha…ternyata anggapan saya terlalu picik. Jangan ditiru ya buk-ibuk!

Mangkanya, siang itu saya ajak Teteh dan Adek ke dapur. Walaupun udah mepet jam maka siang. Wagelas dah! Yang penting kita sensory play. Melatih kepekaan indera judulnya!

Eh, berhubung kayaknya saya mau menyinggung tentang sensory play di tulisan ini. Mari kita preteli, tapi sebisa saya tentang bermain sensori ini.

Jadi, begini! (sok kek dosen, dah!😂)
Sensory play itu permainan yang bertujuan mengasah kemampuan sensori. Karena temanya “main”, maka ditujukan untuk anak dari usia 0-6 tahun. Ini tuh penting bet dan berguna pada kemampuan kognitif anak.

Kalau dikata rumah, ini tuh pondasi. Jika pondasi kokoh, maka bangunannya pun begitu. Itulah salah satu sebab gadget perlu diminimalisir karena membuat bagian sensori anak minim berkembang.

Sensory itu melibatkan berbagai indera manusia untuk selanjutnya diteruskan ke otak kita. Seperti indera pendengar, penglihatan, peraba, pembau, pencecap, keseimbangan dan apa lagi ya? Ada tujuh yang saya pernah tahu, sih.

Gambar piramida sensori

Nah, berbagai indera tersebut perlu dilatih untuk membuat semacam bank memori. Kumpulan dari berbagai pengalaman belajar lewat indera ini akan menjadi bekal kemampuan akademik. Kemampuan kognitif itu, lho!

So, nggak usah heran kalau kegiatan anak PAUD itu bermain. Karena dari bermain tersebut akan menguatkan kepiawaiannya menghadapi tantangan belajar di tingkat sekolah dasar. Bermainnya anak TK itu BELAJAR ya buk-ibuk.

Teruuus, bermainnya anak PAUD itu biasanya melibatkan seluruh indera mereka. Jadi, nggak usah protes kalau pulang sekolah krucil bawa baju basah atau seragam penuh cat. Ingat, mereka sedang BELAJAR. Sensory play yaaaa! Tugas kita MENCUCI. Hahaha

Wokeh, back tuh mainnya Teteh Adek di dapur hari ini. Saya berencana bikin sambel pecel dan pepes tahu hari ini.

Tugas Teteh mengelap daun pisang, mengaduk adonan, dan menuang-nuang.

It’s easy sih untuk Teteh yang sudah 5 tahun. Dia juga sering saya ajak bebikinan. Kemampuan motorik halusnya sudah lebih terasah ketimbang Adek yang belum genap 2 tahun.

Si Adek sedang di tahap explore. Yang mana pengen semua dipegang dan dicicipi. Termasuk mencoba cabe. Hihihi

Pepes tahu made by Adek Teteh

Bahasa Adek sih, “bantuin”. Wokeh, hari itu dia mau bantuin ngulek bumbu dasar sambel kacang. Sok, mangga Dek! Tetehnya ngadon, pindah haluan. Tetehnya menuang, melipir lagi dia.

Dari pengamatan saya, Adek memang paling demen kegiatan menuang. Karena di berbagai kesempatan lain dia suka sekali menuangkan sesuatu.. Seperti menuang sayur, ngambilin nasi, nyuapin Teteh, daaan main air. Ini salah satu faktor Adek cepet bisa makan sendiri.

Berhubung Teteh udah jago tuang menuang, kesabarannyalah yang diuji sekarang. Kesabaran ngasih tahu Adek tentunya. Teteh belajar bagaimana mengingatkan Adek dengan cara lebih lembut.

Yah, meskipun nggak lama kesabarannya lenyap daan “Mamaaa, Adek ini….bla bla bla!”. Hihihi

Saya pun belajar, lho! Belajar menurunkan ekspektasi.

Karena sesungguhnya, sensory play di dunia nyata tak seindah feed Instagram. Yang awalnya ngomel muluk, jadi mulai keep calm. “Gue lagi main sama bayik belum 2 tahun dan anak TK, nih!”

After main di dapur, saya dapat bonus! Teteh mau makan pepes tahu tanpa disuapin. Dia excited waktu pepesnya matang. Anak happy emak senang!

Jadi, nih buk-ibuk nggak usah sedih kalau nggak bisa menyediakan mainan instagramable. Masih banyak cara menstimulasi anak. Sensory play nggak harus main pasir ajaib. Bawa anak ke dapur pun bisa banget.

Main di dapur itu bukan hal sepele, lho! It’s aktivitas yang kompleks. Hampir semua indera dikerahkan, emosi, dan bonding juga terbangun.

Semoga cerita kali ini bermanfaat yaaa… 🤗