Anti GTM dengan MPASI Keju Beneran, Sesuai Kampanye #KejuAsliCheck

Spread the love

Usai drama payudara bengkak karena salah pelekatan, kemudian stok ASIP menyusut karena stres mikirin kerjaan. Eh, kok menyusul Gerakan Tutup Mulut atau GTM yang tidak kunjung usai. Drama GTM ini mulai muncul saat Teteh umur 9 bulan dan berlangsung sampai mendekati usia  2 tahun.

Tingkat stres saya lebih tinggi ketika menghadapi drama GTM ketimbang seretnya hasil pompa ASI. Hal itu disebabkan ketika usia Teteh 1 tahun ke atas, aktivitas minum ASIP di siang hari mulai berkurang. Diganti dengan banyak kegiatan fisik bersama teman-temannya di day care. Ketika istirahat, saya pun masih bisa direct breast feeding dan tak lupa membawakannya susu UHT sebagai tambahan.

Rutinitas menyiapkan MPASI selalu membuat saya deg-degan. “Ini nanti dimakan nggak, ya?” “Semoga aja nanti dia lahap makannya!” Kalimat-kalimat semacam itulah yang selalu ada di kepala saya. Karena hampir setiap hari mendapat laporan dari pengasuh Teteh kalau dia tidak mau makan bekalnya. Terus terang saya tidak mau menambah jatah minum susu UHT karena alasan kesehatan dan ketergantungan. Solusinya ya cuma ganti-ganti menu.

Secercah Harapan Hilangnya GTM

Akhirnya pada suatu hari yang tidak terduga, saya membaca sebuah artikel resep MPASI. Mata saya terbelalak saat itu. “Lho, ternyata keju sudah bisa diberikan sejak usia 6 bulan!” Untuk memastikannya saya googling artikel terkait. Ternyata keju memang boleh dikonsumsi bayi sejak usia 6 bulan dengan beberapa kriteria. Antara lain, menggunakan keju rendah kadar garam, pastikan memilih keju yang sudah dipasteurisasi, dan mudah ditelan jika akan diberikan pada bayi.

# Keju Rendah Garam

Alasan mengapa disarankan memilih keju rendah garam karena kandungan garam tersebut dapat membebani kerja ginjal bayi. Jika ingin memberi keju sebagai tambahan menu MPASI, usahakan berikan sekitar 1-2 sendok/ porsi makan. Itu pun tidak setiap hari, ya!

# Proses Pasteurisasi

Ketika ingin memberikan keju untuk bayi dan balita, pastikan yang sudah melewati tahap pasteurisasi. Tahap ini merupakan proses pemanasan untuk menghilangkan bakteri, protozoa, atau mikroba yang tidak baik untuk tubuh.

# Mudah Ditelan Bayi

Ini kayak syarat mutlak yang tidak perlu dijelaskan. Karena kekuatan mengunyah bayi masih dalam tahap belajar, tingkat kepadatan makanan juga harus diperhatikan. Jadi, pastikan pilih jenis keju yang lembut, mudah dikunyah dan ditelan. Kalau pun menggunakan keju cheddar, bisa dipotong kecil-kecil atau diparut untuk mempermudah proses makan.

Syarat pemberian keju pada saat MPASI

Berhubung kala itu Teteh usia Teteh sudah setahun lebih, akhirnya saya putuskan untuk memilih keju cheddar. Memang dasarnya, Teteh kurang suka makanan dengan tekstur yang agak lembek. Iseng-iseng, waktu itu saya tambahkan keju parut pada potato wedges Teteh. Tentu saja dengan mulut komat-kamit saya berdoa, “semoga saja dia mau”. Dan, alhamdulillah Teteh mau menyantap potato wedges bertabur keju tersebut.

Menu Anti GTM untuk Teteh

Semenjak berhasil pada percobaan kecil terhadap potato wedges, keju akhirnya menjadi bumbu rahasia MPASI saya, lho! Saya pun mencoba menambahkan taburan keju pada miso kuah. Eh, kata pengasuh Teteh, dia suka menu tersebut. Maka beberapa menu makanan yang ‘memungkinkan’ bersatu dengan keju pasti saya taburi.

Sejak saat itu, keju menjadi jalan ninja saya untuk mengatasi GTM Teteh. Karena terbukti nyata hasilnya, maka setiap belanja bulanan pasti ada keju di troli. Padahal dulu mah tidak pernah terpikirkan. Maklum, saya dan suami bukan fans keju. Hehehe.

Saya tidak pandai masak. Kemampuan masak saya hadir karena faktor kebutuhan. Begitu juga dalam membuat MPASI, bikin karena memang harus bikin. Jujur, saya bukan tim MPASI kemasan. Pernah mencoba sekali, tapi ditolak mentah-mentah. Ya sudah, mari kita bikin sendiri saja. Sehingga, menu-menu yang saya berikan ke Teteh sesimpel memasukkan bawang putih geprek, gula garam, dan kaldu kalau diperlukan.

Jasuke tanpa kental manis kesukaan Teteh

Dari beberapa kali eksperimen, menu anti GTM untuk Teteh ternyata tidak aneh-aneh, lho! Andalan saya makaroni keju, kentang keju, jasuke tanpa kental manis, salad buah, spaghetti aglio olio, sop tahu bakso, dan misoa kuah.

Saya suka bereksperimen dengan beberapa jenis bahan pangan untuk MPASI supaya Teteh kenal dengan banyak varian makanan. Beberapa menu anti GTM ini saya berikan sebagai cemilan dan menu andalan jika frekuensi menolak makannya melonjak. Kebanyakan varian cemilan Teteh  mengandung banyak karbohidrat dan lemak. Tujuannya supaya Teteh tidak kekurangan nutrisi di masa pertumbuhan meskipun sering mengalami drama GTM.

Catatan penting jika ingin menambahkan keju untuk tambahan MPASI :

  • Bagi anak di bawah 1 tahun, sebisa mungkin tidak perlu menggunakan garam karena rasanya yang cukup gurih.
  • Nah, baru di usia 1+ saya mulai menambahkan garam pada menu makanan, jika menggunakan keju maka jumlah garam dikurangi untuk mencegah over rasa gurih.
  • Hentikan pemberian jika muncul alergi.

Perjalanan Menemukan Keju Anti GTM yang Sesuai Bugdet dengan Kandungan Nutrisi yang Tetap Terjaga

Sebagai seorang ibu, saya tentu ingin yang terbaik untuk anak. Segala sesuatu yang dikenakan dan dikonsumsi anak harus masuk filter saya terlebih dahulu. Apalagi ketika menjadi ‘ibu baru’, jiwa perfeksionis sungguh meronta-ronta. Kalau kata teman dekat, saya adalah orang yang rempong. Segala sesuatu dipikirkan dengan terlalu serius. Wkwkwk.

Urusan MPASI tentu tak kalah menyita pikiran saya. Saya selalu mengedepankan bahan berkualitas, yang kala itu tidak jauh-jauh dari kata organik, tanpa pengawet, dan pewarna buatan. Dan secara kebetulan bahan dan jenis MPASI dengan kriteria tersebut TIDAK MURAH. Yang tentunya TIDAK masuk budget saya dan suami.      

Oke, baik mari kita berbenah!

Saya merombak daftar belanjaan kebutuhan anak dari A sampai Z. Tapi keju kesayangan, si bumbu anti GTM tidak pernah hilang dari daftar belanja bulanan. Karena saya tidak mau terlalu stres lagi memikirkan drama GTM. Akhirnya saya pilih keju dengan harga yang lebih affordable untuk ukuran kantong keluarga. “Yang penting beli keju!” Begitu pikiran kala itu.

Yah, ternyata belakangan saya baru tahu bahwa tidak semua keju itu asli. Yassalam. “Fix, selama ini gue salah!” Ternyata keju bisa dikatakan asli jika keju berada di urutan pertama komposisi produk. Yuk, cek komposisi pertama keju Buk-Ibuk di rumah apa! Saya shock juga, seperti kena prank. Selama ini ternyata saya tidak memberi keju, tetapi air semata!

Keju cheddar Kraft

Klaim nutrisi yang jelas
Keju Cheddar ada di urutan pertama komposisis

Sebenarnya salah satu alasan saya memberikan keju kepada Teteh, tidak semata sebagai bumbu rahasia anti GTM. Tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama kandungan lemak yang penting untuk anak pada masa pertumbuhan. Menurut Klikdokter.com, kandungan lemak pada anak berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak dan kesehatan mata, bahan bakar pertumbuhan, serta membantu penyerapan  vitamin dan mineral. Jadi, kalau selama ini saya memberi air saja segala manfaat lemak tersebut tidak bekerja secara maksimal bahkan mungkin nihil hasilnya.

Fungsi lemak untuk anak

Yang tidak kalah penting ketika memilih keju adalah adanya klaim nutrisi pada kemasan produk. Saya juga baru-baru ini melek baca produk karena melihat kampanye #kejuaslicheck. Mulailah saya cek ricek komposisi produk yang akan dibeli. Derita orang tidak punya TV, jadi nggak tahu ada iklan penting!

Keju yang kita beli itu asli jika pertama, keju cheddar ada pada urutan pertama komposisi produk. Kedua, klaim nutrisi tertulis dengan jelas pada kemasan.

Dengan banyak pertimbangan, pilihan akhirnya jatuh pada keju Kraft. Pertama, karena merek dagang ini memenuhi kedua syarat utama keju asli. Kedua, mudah didapatkan. Ini penting bagi saya yang tinggal di luar Jawa dan Bali, banyak produk yang saya gunakan ketika tinggal di Depok tidak ada di sini. Bisa saja belanja online, tapi ongkirnya kadang bikin keki. Hihihi. Ketiga, harga affordable dengan klaim nutrisi yang ditawarkan.

Kok pilih keju Kraft?

Keju Kraft Keju Beneran, Bikin Anti GTM dan Mama Senang

Beberapa klaim nutrisi keju cheddar Kraft sehingga saya langsung say yes yaitu karena terbuat dari keju asli New Zealand. Mengandung nutrisi calcimilk yang kaya protein, vitamin D, dan kalsium. Kok, kayaknya ini adalah paket komplit yang harus kita amankan.

Fungsi kalsium dan vitamin D

Kalsium dan vitamin D merupakan kandungan nutrisi yang penting untuk anak-anak. Gunanya untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang, mengoptimalkan tinggi badan, dan memperkuat sistem imun. Semakin bertambah usia anak, kebutuhan akan kalsium ternyata juga semakin meningkat. Anak usia 1-3 tahun perlu 700 mg/ hari, usia 4-8 tahun butuh 1000 mg/hari, sedang anak remaja 9-18 tahun kebutuhan kalsiumnya makin bertambah menjadi 1300 mg/hari.

Jika anak kekurangan kalsium dan vitamin D, bisa berpengaruh pada pertumbuhannya yang tidak maksimal, terkena resiko penyakit tulang hingga osteoporosis di masa tua. Resikonya panjang, ya?

Fungsi protein

Protein juga salah satu zat yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak. Tim admin HHBF menyebutkan bahwa protein berfungsi sebagai zat pembangun. Berguna untuk membentuk atau memperbaiki sel dan jaringan tubuh, komponen pembentuk hormon antibodi, serta enzim.

Nah, beruntungnya 30% kebutuhan paket lengkap protein, kalsium dan vitamin D bisa diperoleh dari keju Kraft jika dikonsumsi secara rutin.  Hal ini sungguh membantu bagi ibu-ibu seperti saya yang penuh rasa khawatir anak akan kekurangan nutrisi  karena drama GTM. Alasannya karena keju Kraft praktis untuk dikonsumsi, rasa gurihnya yang pas sehingga disukai anak, serta kandungan nutrisinya yang nggak kaleng-kaleng.

Beruntungnya 30% kebutuhan paket lengkap protein, kalsium dan vitamin D bisa diperoleh dari keju Kraft jika dikonsumsi secara rutin.  Hal ini sungguh membantu bagi ibu-ibu seperti saya yang penuh rasa khawatir anak akan kekurangan nutrisi  karena drama GTM.

Sudah barang tentu kebutuhan nutrisi anak tidak bisa lepas dari pemenuhan makanan dengan gizi berimbang. Karena semua nutrisi saling berkolaborasi ketika bekerja dalam tubuh. Bahan pangan yang tepat nutrisi dengan kualitas terbaik juga memberi andil yang besar. Oleh karena itu selalu perhatikan kandungan nutrisi dengan jeli pada kemasan produk, seperti kampanye #kejuaslicheck. Dengan begitu anak kenyang dan sehat, mama pun senang. Bye bye GTM!

Referensi

  • Buku Ensiklopedia MP-ASI Sehat Tim HHBF
  • Siaran Pers #kejuaslicheck KRAFT dari www.ibuibudoyannulis.com
  • Lembar Fakta #kejuaslicheck KRAFT dari www.ibuibudoyannulis.com
  • www.alodokter.com/ingin-memberi-keju-untuk-bayi-ada-syaratnya
  • www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/