6 Persiapan Melahirkan yang Sering Terlupakan
Saya ingat peristiwa 6 tahun yang lalu. Dimana saya dan suami tergopoh-gopoh menuju ke Puskesmas karena saya mengalami pecah ketuban. Ya, memang dua hari sebelumnya sudah keluar flek.
Berhubung masih pembukaan dua, saya disuruh pulang lagi sama bidan. Selama menunggu kelahiran juga nggak ada mules-mules. Lha, kok tiba-tiba ‘mak buuus’, begitu kira-kira suara yang saya dengar. Tak lama keluar air banyak sekali. Lanjut deh, mulai mules hebat (but, it’s not mules! lebih kayak diplintir-plintir rasanya). Tahu-tahu si Teteh lahir pukul 23.30 WIB.
Setidaknya pengalaman melahirkan anak pertama memberi banyak pelajaran untuk kelahiran selanjutnya. Walaupun masih ada saja yang miss pada kelahiran kedua. Namanya juga manusia, ya kan?
Btw, setelah mengalami dua kali melahirkan saya punya pemikiran baru tentang persiapan melahirkan. Jaman masih newbie dan kudet ilmu, kalau mau lahiran tuh identik dengan mempersiapkan perlengkapan bayi. Yassalam, ternyata tidak sesempit itu, lho!
Apa saja persiapan melahirkan yang perlu disiapkan?
Tas ‘Melahirkan’
Sudah banyak sih, artikel yang membahas tentang tas ‘melahirkan’ ini. Karena ini jujurly penting banget. Kalau bisa, jauh-jauh hari sudah siap. Pasang list barang di depan tas biar pendamping tahu isi dan di letak barang. Kalau pendamping persalinan adalah suami, pastikan suami ikut packing. Biar tidak bingung saat hari H.
Isi tas melahirkan kurang lebih ya perlengkapan ibu dan bayi. Seperti, baju, peralatan mandi, diaper, baju ganti ibu, pembalut, dan pakaian dalam. Untuk persiapan melahirkan anak kedua tanpa orang tua atau asisten bisa kalian cek di sini ya!
Persiapan Melahirkan yang Sering Terlupakan
Berikut ini beberapa persiapan melahirkan, yang ternyata penting tetapi sering terlupakan.
Surat Jaminan Kesehatan dan Identitas Diri
Selain tas melahirkan, surat jaminan kesehatan ini penting banget menurut saya. Kalau kita belum punya, diusahakan segera diurus. Gunanya untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak kita inginkan. Misal, ketika tiba-tiba tenaga kesehatan merujuk melakukan tindakan SC atau butuh bantuan darah.
Saya dan beberapa teman merasakan kemudahannya. Meskipun ada beberapa klinik yang tidak menerima surat jaminan kesehatan, tapi worth it untuk jaga-jaga.
Dan tentu saja, selalu bawa identitas diri untuk mempermudah alur penanganan! Usahakan selalu bawa dompet dengan identitas diri yang lengkap. Atau bisa difotocopy, lalu simpan dalam tas melahirkan.
Biasanya, di beberapa rumah sakit juga menyediakan pembuatan akta kelahiran. Kalau tidak salah pembuatan akta ini untuk pasien dengan KTP setempat.
Menyiapkan jaminan kesehatan dan identitas diri harus di-NOTE banget pokoknya. Kecuali kalian adalah Papa Atta Mama Nur atau Raffi Nagita yang bisa sewa lantai rumah sakit. Hihihi.
Menentukan Orang atau Lembaga untuk Bantuan Keuangan
Trus, gimana jika seandainya kita kelupaan dengan jaminan kesehatan dan tiba-tiba ada kejadian di luar dugaan yang mengharuskan mengeluarkan uang lebih?
Terus terang, beberapa saudara dekat pernah mengalami hal seperti ini. Ada yang tiba-tiba dirujuk untuk SC karena terpeleset di toilet. Ada yang karena kondisi bayi di dalam perut. Kejadian ini memang di luar kendali kita. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan, ya membuat perencanaan yang matang.
Kalau sudah kayak gitu, pikiran pertama pasti pinjam uang. Entah dari teman atau saudara terdekat. Tapi, nggak semua orang punya uang dan mau dipinjami kan? Kondisi seperti ini sering banget bikin kalut orang tua baru. Apalagi bagi para lelaki yang merasa “ini adalah tanggung jawabnya”.
Oleh karena itu, usahakan kita sudah menemukan orang yang tepat untuk membantu secara finansial. Karena hal ini cukup bisa mengurangi stress orang tua baru. Walaupun judulnya tetep hutang. Paling tidak kita sudah siap secara mental, nggak gradak-gruduk.
Tidak bisa dipungkiri, selain fisik dan mental. Uang juga memberi pengaruh penting pada persiapan melahirkan.
Menentukan Klinik atau Rumah Sakit Tempat Bersalin
Saya termasuk nggak siap pada kelahiran pertama, nih! Pasalnya saya ragu mau melahirkan di klinik tempat periksa. Tempatnya horror. Saya hanya suka konsultasi sama dokternya saja. Mau melahirkan di rumah sakit, waktu itu biayanya minim. Opsi terakhir di Puskesmas. Yang sebetulnya tengsin juga melahirkan di sana. Wkwkwk.
Kenapa harus menentukan lokasi bersalin?
Lagi-lagi ini berkaitan dengan biaya. Lah, memang persiapan melahirkan identik dengan pengeluaran biaya. Udah disiapin dana, bisa jadi dana darurat keluar juga.
Beberapa faktor yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan lokasi bersalin antara lain: kondisi ibu dan bayi, jarak dengan rumah, kemampuan finansial, kecakapan tenaga medis, serta fasilitas yang ditawarkan tempat bersalin.
Pikirkan dengan matang supaya hati tenang ketika menjalani persalinan.
Belajar Cara Memerah ASI
Pernah ada cerita dari teman yang baru saja melahirkan dan bayinya harus langsung masuk NICU karena bilirubinnya tinggi. Beliau nggak bisa menyusui secara langsung. Harus diperah ASInya. Bayangin ya, habis sakit dioperasi trus dapat berita seperti itu. Rasanya tak terbayangkan.
Kebetulan saya nggak ngalamin hal ini. Tapi, tidak cuma satu atau dua teman saya yang harus rela memerah ASI dan tidak langsung bisa menggendong bayinya pasca melahirkan. So, selain belajar menyusui (bisa kali ya mantengin Yutub), plis belajar juga atau paling tidak tahu bagaimana cara memerah ASI.
Paling tidak sudah tahu bagian pompa ASI dan cara memasangnya (jika pilih menggunakan breast pump). Atau belajar cara memerah ASI manual. Insya Allah pasti berguna. Karena memerah ASI butuh proses belajar, nggak kayak yang kita lihat di sosial media, tiba-tiba langsung sekulkas.
Menyediakan Breast Pump untuk Persiapan Melahirkan
Bagi ibu-ibu yang memilih untuk pumping ASI, yuk sediakan breast pump sebagai persiapan melahirkan. Buat jaga-jaga, boleh banget kalau mau dibawa.
Pernah ada cerita dari salah satu teman saya yang melahirkan SC dadakan. Setelah proses persalinan selesai, teman saya meminta suaminya membeli pompa ASI saat itu juga. Si suami pun langsung bergegas pergi mencari pompa di apotek.
Tahu nggak yang dibeli pompa ASI model gimana? Itu lho yang pompa ASI lama yang dipencet pakai tangan (bukan pompa manual lho ya! Pompa jaman baheula ituu). Astaga, saya denger ceritanya sampe ngakak.
Tapi bukan salah suaminya juga. Saya paham, si suami belum punya gambaran sama sekali tentang pompa ASI. Dan pasti waktu itu beliau sedang gugup habis menemani istrinya melahirkan SC, dadakan pula.
Nyiapin breast pump nggak harus beli kalau belum ada dananya. Kita bisa sewa dulu. Kemarin saya sewa di Tabalong (itu kota terpencil di luar pulau Jawa) nggak sampai 200k buat sebulan. Saya kira harga sewa di pulau Jawa bisa lebih murah.
Pompa ASI berguna banget bagi yang berencana nyetok ASIP, bisa sekalian buat belajar pakai dan mencari yang paling cocok di hati. Selain itu, untuk persiapan memompa ASI pasca melahirkan jika kita diharuskan memberi ASIP oleh pihak rumah sakit.
Amunisi untuk Ibu dan Pendamping Pasca Melahirkan
Percayalah, habis melahirkan itu capek! Lapeeer. Saya yakin pendamping kita saat menjalani proses kelahiran juga merasakan hal yang sama. Sama-sama berjuanglah kita ini.
Kita sebagai ibu, berjuang tenaga untuk mengejan dan menahan sakit. Bagi yang SC, kan memang harus puasa dulu, jadi kebayang sungguh laparnya. Apalagi kalau si bayik langsung minta ‘nen’, aih ibu-ibu menyusui memang tidak bisa jauh dari kata LAPAR. Wkwkwk.
Pendamping kita, berjuang menahan rasa deg-degan, takut, khawatir menyaksikan istrinya jejeritan. Melihat dokter melakukan operasi juga bisa bikin tenaga terkuras.
Amunisi harus banget disediakan sebagai satu dari deretan persiapan melahirkan. Untuk mengembalikan tenaga yang habis selama menunggu kehadiran buah hati di ruang bersalin.
Beberapa persiapan melahirkan yang bisa jadi to do list selain tas melahirkan antara lain surat jaminan kesehatan, identitas diri, orang yang menjadi penolong finansial, menentukan lokasi persalinan, menyiapkan breast pump hingga amunisi pasca kelahiran. Selain itu, tentu saja persiapan fisik dan mental untuk melalui hari-hari pasca kelahiran buah hati. Ternyata banyak juga ya!😊
Wah! Wah! Jadi kangen hamil lagi nih 😅
Tapi, udahlah, cukup dua ajah 🤭
Hahaha, kangen tapi ogah ya kak. Aku baru aja lahiran 6 bulan lalu dan memang selalu ada yang kelupaan sih pas udah dijalani. Hehe
Ngikut komennya mba Riri jadinya nih 😁Honestly, beneran loh baca ulasannya mba Nurul auto pengen punya anak lagi, tapi begitu bayangin abcd sampe z-nya auto pikir-pikir dulu lagi laah saya, ngikut program pemerintah, dua anak ini dulu saja…wkwkwkwk.
Thank for sharing mba Nurul, baca ini berasa nostalgia persiapan mau lahiran 😀
Siapin saldo buat gof***d Mak 😆
Habis lahiran laper terus tapi makannya suka pilih2. Beruntung sekarang mudah delivery order. Jadi suami gak sibuk muter2 nyari makanan hehehe
Aku juga gitu, kalau hamil sudah gedhe kudu siap2 tas yg sdh isi baju ganti. Buat jaga2.
Masya Allah. Informatif sekali kak. Bisa jadikan patokannya sya ketika melahirkan nanti, agar tidak ada yang lupa.
Kalau mamaku pasti siap sedia tas isi macem2, jadi kalau mau lahiran langsung cusss. Tapi tips2 di atas sangat membantu juga, one day aku melahirkan coba ikutin tipsnya ah~
betul banget ini 😄😄 saya malah lahiran kedua yg kurang persiapan banget hihi